Menengok Pengrajin Alat Rumahan Bambu di Cikembulan

  • Whatsapp

GARUT. Mediagempar.com – Sekelompok pemuda yang tergabung dalam klub “kreatif” asal Desa Cikembulan, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut bertekad mengembangkan usaha kerajinan berbahan dasar alat rumahan dari bambu.

Sekelompok pemuda kreatif itu adalah Alman, Imong, sighar, Sopyan, dan Kosim.

berkesempatan mengunjungi rumahan dibuat dari bambu yang juga dijadikan sebagai sanggar produksi yang dinamakan “Kreatif Balai Sarbini’.

Dalam kesempatan itu, Alman menceritakan awal mula dirinya ingin merintis usaha tersebut sejak tahun 2019 bersama tiga temannya. Ia mengaku hanya bermodalkan alat gergaji, gerinda, dan meteran saat pertama kali memulai usaha tersebut.

Namun, meski hanya dengan alat-alat sederhana tersebut, dkk sudah bisa menghasilkan sejumlah karya kreatif dari bahan dasar bambu, misalnya Cangkir, Gelas, Baki, dan yang lainya, Ia juga menceritakan proses pembuatan alat minum tersebut.

Diawali satu per satu potongan bambu direkatkan dengan dirajut, dan penggabungan bambu menggunakan gergaji “Kemudian, setelah terbentuk, dicat dibagikan atas (atap) diberi peneduh dari bahan bambu hari dah selesai,” ujarnya sambil asyik berkreasi membuat olahan daruli bambu menjadi kerajinan yang berni diharapkan bernilai ekonomis.

Kini keempat pemuda itu bertekad untuk mengembangkan kerajinan bambunya masih tahap lokal. Kedepanya akan dikembangkan Selain gelas, juga ada meja kursi, ataupun souvenir manik-manik, gantungan kunci, gelas, teko, hingga miniatur lain, tutur Alman.

Menurut Alman, saat ini kendala yang dihadapinya adalah terbatasnya peralatan, selain juga pemasarannya, baru kalangan tertentu yang mulai melirik produksi kerajinan bambu tersebut.

Beruntung, Desa Cikembulan memiliki pengrajin yang aktif dalam bidang pemberdayaan ekonomi kreatif. Dan harus mampu menggaet kalangan usaha kreatif dalam memasarkan karya bambu tersebut.

Sehingga, dalam setiap minggunya, kelompok pengrajin bambu ini mampu menjual ke daerah lainya bahkan ke luar kota atau souvenir ke tingkat lokal Kabupaten Garut.

“Untuk saat ini t. Terkadang kita juga terkendala bahan dan pengembangan pangsa pasarnya,” pungkas Alman.(T.02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *