Vaksinasi Upaya Memutus Matarantai

  • Whatsapp

Garut.Mediagempar.com – Seiring kian mengganasnya gempuran Covid – 19 di tengah -tengah masa diberlakukannya PPKM di Desa Limbangan Barat, Kecamatan BL.Limbangan digelar telah vaksinasi, Selasa (6/7/2021) yang berlangsung di Halaman desa tersebut.

Kurang lebih 200 orang warga Desa Limbangan Barat antusias mengikuti vaksinasi Covid – 19. Ikut mantau jalannya Vaksinasi Camat BL.Limbangan Heri Hermawan, Kapolsek, Dan Ramil dan UPTD Puskesmas Limbangan dr.Firman yang disambut langsung oleh tuan rumah Kepala Desa Limbangan Barat Ade Purkon.

 “Alhamdulillah bukan saja berkat dukungan Bapak Camat, Kepala UPTD Puskesmas, Bapak Kapolsek, Bapak Dan Ramil beserta jajaran dibawah khususnya tapi juga dukungan semua warga Desa Limbangan Barat Vaksinasi di Desa kami berjalan lancar, aman dan tertib serta menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, tujuannya guna memutus penyebaran Covid – 19 yang “ujar Ade Purkon sungguh – sungguh.

Menurut Ade Purkon, Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya paling efektif untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. Oleh karenanya, kata Ade, memahami manfaat vaksinasi COVID-19 sangat penting agar seluruh warga tidak lagi memiliki keraguan untuk mendapatkan vaksin.

Sementara Camat BL.Limbangan Drs.Heri Hermawan ketika diminta tanggapannya terkait vaksinasi Covid-19 mengatakan, baik terima kasih hari ini, mungkin ada Pak dokter maksudnya dr.Firman melalui WA groupnya menyampaikan, bahwa Kecamatan Blubur Limbangan hari ini, sudah masuk di zona merah termasuk ada beberapa desa yang memang hari ini zona merah.

“Mudah – mudahan ini (Vaksinasi) pun menjadi sebuah antisipasi bagi masyarakat terkait penyebaran Virus Corona ini, terutama kita senantiasa ber ikhtiar lah di samping kita tetap patuh dan taat terhadap Prokes,” paparnya.

Menurut Heri kita semuanya berupaya ada Pak dokter dari puskesmas kecamatan blubur limbangan, yang senantiasa menjadwal kan terkait dengan pelaksanaan imunisasi/ vaksinasi. Dan kata dia, mudah – mudahan ini pun bisa direspon oleh seluruh masyarakat Desa Limbangan Barat.

Ikhwal dengan imunisasi ini demikian tandasnya, bahkan dari Kementrian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan sekarang sudah ada respon atau rekomendasi untuk dilaksanakan Vaksinasi untuk Lansia dan Dewasa, malah anak – anak, ramaja pun sekarang sudah bisa melaksanakan kegiatan imunisasi.

“Mudah – mudahan kesempatan ini bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat Desa Limbangan Barat, mumpung pelaksanaan vaksinasi ini masih dalam konteks gtaris untuk warga masyarakat khususnya yang ada di Desa Limbangan Barat, dan umumnya warga Kecamatan BL.Limbangan.

” Jangan lagi ada anggapan atau pun hal – hal yang sipatnya apriori lah seperti itu. Bahkan masyarakat sekarang masih ada tanggapan bahwa nu di vaksin wae masih kena covid – 19, tapi minimal kita harus berprasangka baik saja lah, seperti itu,” ujarnya seraya mengatakan, mudah – mudahan dengan vaksin ini walaupun nanti terserang atau terkonfirmasi, ya minimal kita bisa menjaga tat kala terkonpirmasi itu tidak langsung drop seperti itu, paling tidak bisa mengkonter.

Heri mengatakan, Vaksinasi bukan hari ini saja, ini merupakan yang kesekian kalinya bahkan Pak dokter sudah menjadwalkan Hari besok kemudian Hari Rabu Hari Kamis bahkan semenjak awal pun di Desa Limbangan Barat, Limbangan Tengah, termasuk di Desa Dungus wiru itu sudah dilaksanakan bahkan semua desa pun sekarang sudah dilaksanakan penjadwalan desa yang paling jauh pun seperti di Desa Pangeureunan.

Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan BL.Limbangan dr.Firman Mardiana mengatakan, menyikapi kondisi yang terjadi saat ini memang tadi sudah di sampaikan oleh Pak Camat bahwasanya beberapa desa di Kecamatan Blubur Limbangan sudah ada masuk zona merah, dan sebagian besar zona oren. makanya sebagian kecil yang masih kuning dan hijau yaitu Desa Surabaya.

“Akan tetapi penomena ini, saya anggap sebuah penomena seperti gunung es, mungkin yang terdata hanya sekian,” tuturnya.

Menurut Firman, banyak juga masyarakat ini ketika sakit plu biasa, karena sekarang paradigme nya masih ada negatif. Mereka kata dia, belum bisa terbuka dan belum bisa jujur yang pertama adalah masih adanya stigma sehingga kadang kadang ketika berobat ke paskes pun keluhannya tidak semuanya disampaikan dan itu akan menjadi bumerang.

“Jadi yang paling riskan saat ini memang adalah bgaimana selain masih rendahnya kepedulian protokol kesehata, juga ada isu-isu masalah vaksinasi itu tidak tertib,”terangnya.

Firman mengatakan, pihaknya menghimbau bahwa saat ini belum ada obat yang betul-betul manjur terhadap covid-19.Maka imbuhnya, hanya ikhtiar paling yang sudah ada sekarang, adalah bagaimana mengoptimalkan vaksinasi lengkap.

“Vaksin yang ada sekarang dari Pemkab Garut dalam hal ini dari Dinas Kesehatan Sinopak. Sementara juga dari TNI juga menbantu. Kami dalam proses penyedian logistik vaksinasi berupa asrajaneka itu yang penting adalah bagaimana tubuh kita di kenalkan terhadap virus yang sudah di lemahkan atau di non aktipkan agar timbul kekebalan,” ungkapnya.

Jadi harapannya demikian tandas Firman, 70% populasi di masyarakat Blubur Limbangan atau umumnya di seluruh Indonesia, setelah ter vaksinasi lengkap itu diharapkan ada kekebalan imunitas.

“jadi kekebalan komunitas yang 70% sudah tervaksin yang 30% secara otomatis sudah terlingdungi. Sebetulnya begini itu ada yang di sebut dengan titik optimal daya tahan tubuh terbentuk atau imunitas terbentuk memang selayaknya ketika tubuh kita sedang sehat itu akan optimal pebentukan daya tahan tubuhnya,” bebernya.

Firman mengemukakan, ketika kita dikenal kan oleh virus yang dilemahkan pembentukan antibodinya, akan maksimal pada saat kondisi kita sedang fit, akan tetapi pada beberapa kondisi sakit tertentu misalkan sakit kronis asalkan sakit kronisnya terkontrol kondisi sekarang dalam keadaan tidak sakit berat dan ada rekomendasi dari dokter spesialis atau hasil labolaturium terkini yang memang masih dalam batas wajar utuk bisa dilakukan penyuntikan vaksinasi itu boleh.

 Lebih lanjut dia mengatakan, juga ada yang penyakit kronis tapi sedang kondisi akut, misalkan sakit demam berat ya kita tunda.

“Tantangan kami sebagai tenaga kesehatan karena virus merupakan sipatnya ada tetapi kasat mata dan tidak terlihat, artinya mereka bisa memutasi beberapa kali lipat lebih cepat ketimbang kita berupaya menemukan obatnya. Makanya kita selalu harus waspada memperketat protokol kesehatan,”pungkasnya. (Kang Baden).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *