Putra Sulung Mantan Pangdam VI Siliwangi Bondol Ismail Adji :”Nikmat Sehat Tak ternilai Harganya”

  • Whatsapp

Sumedang.Mediagempar.com – Bisa jadi, Allah SWT telah mentakdirkan bisa jumpa, sekaligus bersilaturahmi dengan Bondol Ismail Adji (74 th) begitu nama lengkap Putra Sulung mantan Pangdam VI Siliwangi Letnan Jenderal (purn) Almarhum Ibrahim Adji di area kebun milik keluarga besarnya seluas 13,4 hektar di Kampung Cigumentong, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu sore (28/8/2021).

“Jujur saja, saya dulunya diajari memburu, dan mencintai alam oleh Almarhum Bapak saya, hingga sampai sekarang menjadi hoby, terutama menjelajah alam (hutan) rimba. Hal itu dilakukan ketika ada waktu senggang,atau week end,”ujarnya.

Menurut Bondol, menjelajahi hutan rimba bagi dirinya selain olahraga dan refresing, tapi juga yang lebih penting kita bisa berkontemplasi atau tafakur terhadap ayat-ayat kauniyah.

“Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta melalui ciptaan-Nya. Maksud ayat kauniyah adalah memberikan tanda bahwa Allah itu ada baik seperti yang tercatat dalam kitab Allah maupun melalui tanda yang ditunjukkan makhluk ciptaan-Nya,”paparnya.

Memang, Kampung Cigomentong, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung,Kabupaten Sumedang, merupakan Kampung terpencil yang jauh dari keramaian kota, kurang lebih hanya dihuni 10 rumah, dan sebelah timur kampung Cigumentong terhampar luas ladang (kebun) pertanian milik keluarga besar Letjen (purn), Almarhum Ibrahim Adji.

“Ladang (kebun) ini bukan milik saya pribadi, tapi milik ahli waris Almarhum Bapak Ibrahim Adji, semuanya adik saya berjumlah 6 orang, kebetulan saya putra sulungnya,” terangnya.

Masih menurut Bondol, di ladang Cigumentong ini, Bapak bisa melihat sendiri, beragam jeruk,yang paling menonjol ditanami jeruk lemon Calofornia seluas 3,5 hektat yang ditanam 5 (lima) tahun lalu, kini hasilnya sudah bisa dipetik (dipanen) yang di urus dan dijaga oleh Mang Jai.

Bondol mengatakan, sebagian ladang ini, memang oleh kami. Sejak dari itu tandasnya, kamipun juga memberikan sebagian lahan disini untuk bisa dimanfaatkan atau di pinjamkan agar digarap oleh masyarakat sekitarnya, tidak di pungut biyaya sama sekali, targetnya untuk memberdayakan mereka.

“Mudah – mudahan ini bisa diwarisi juga oleh cucunya almarhum Bapak Ibrahim Adji. Semua adik saya, masing – masing punya kesibukan sendiri. Tidak semuanya tinggal di Kota Bandung, cuma saya dan adik saya yang bungsu tinggal di Kota Kembang, yang lainnya di jakarta,”ujarnya.

Kadang – kadang kata Bondol, mereka juga jika ada kesempatan sempat datang kemari, silaturahmi datang ke gubuk Pak Aji di Kawe kawasan wisata Kareumbi Masigit, dan datang juga ke Cigumentong.

Ditanya, kiat kiat awet muda dan selalu segar kendati sudah menginjak usia 74 tahun, dia mengatakan, nikmati hidup apa adanya seperti air mengalir saja, jangan mempersoalkan hal yang tidak penting, dan tidak bermanpaat, selalu bersyukur terhadap nikmat yang Allah SWT berikan, terutama nikmat sehat yang tidak ternilai harganya. Disamping itu yang tak kalah pentingnya tuturnya, dirinya suka menjelajah hutan rimba, lebih dekat kepada alam seperti di sini (Kawe dan Cigumentong). Jujur aja di lingkungan ini mungkin yang membuat saya lebih semangat, itu telah di ajari Bapaknya sendiri.

“Ketika kami masih remaja, di didik ( diajari) bagaimana bisa mencintai alam dan juga berkesempatan untuk diajari berburu. Ya itulah mungkin kenang kenangan indah di masa muda saya,”katanya.

Kebetulan saya dan ke 6 (enam) bersaudara, 4 putranya tidak ada satupun yang jadi ABRI, mereka berkiprah di dunia usaha.

“Saya sebetulnya kalau dulu memilih untuk jalur militer imbuhnya, mungkin bisa besama- sama kawan, sahabat saya Pak Luhut Binsar Panjaitan kini Menko Maritim dan Investasi. Satu Almamater, alumnus SMAN 2 Bandung, lulus Tahun 1967,” bebernya.

Lebih lanjut Bondol mengatakan, sampai sekarang Pak luhut teman baik saya.

Ketika masuk AKABRI waktu itu, Gubernurnya Bapak Solihin GP.

Sementara Kolega dekatnya Bondol, Dedi Rohadi,SH mengatakan, sejak dulu hingga Agustus 2021 sekarang jalan ke sini, tepatnya dari Kampung Leuwiliang sampai Kampung, Cigumentong, ujungnya di Kampung Cimulu, Desa Pangeureunan, Kecamatan BL.Limbangan, Kabupaten Garut, tidak pernah berubah, hanya beraspak koral atau bebatuan.

Ketika ditanyakan pada pihak Perum Perhutani, jawabannya diluar nalar waras, irasional, obsurditas, kalau jalan ini di bagusin khawatir banyak penebang penebang pohon liar. Hukum harus ditegakan, tangkap dan proses para penjarah hasil hutan, tanpa pandang bulu. Untuk apa ada polisi kehutanan, gugat Dedi, kalau khawatir banyak penebang liar.

“Saya juga dengan Pak Bondol dulu menginginkan jalan kesini minimal di bagusin, kalaupun tidak pakai rabat beton,”katanya.

Jujur saja kata Dedi pejabat terkait responnyasedikit sekali, respon dari pemerintah klasik, cuma bilang nanti ditindak lanjuti, alias NATO, Not action talking only.

Contoh Kongkrit belum lama ini yang dekat Curug Sindulang dulunya, dalam pengajuan izinnya ke Pemkab Bandung untuk pembangunan Pondok Pesantren Tahfiz Al-Quran, tapi faknya. Apa lacuur ? disulap jadi Dream land,tempat selfi, tampat wisata. Ini membuktikan kata dia, tidak konsisten.

“Padahal permohonan nya ke Kabupaten Bandung untuk pesantren. Ber alih fungsi menjadi daerah tujuan wisata,” pungkasnya seraya mengatakan, dirinyaberharap jalan kesini sampai Cimulu dan cigumentong,dubuat beberapa pos untuk mengontrol areal perhutani, namun responya tidak ada. (Kang Baden).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *